Adriana Amandira adalah seorang
gadis perawan lulusan sebuah universtas ternama di Washington, DC dengan IQ
yang hampir jenius. Mendengarnya saja gadis ini pasti sudah familier dengan
kata ‘sukses’. Ketika ia kembali ke tanah kelahirannya, Indonesia, dia memang
diterima disebuah perusahaan besar Good Life dan menjadi Human Development
Manager disana. Namun, diusianya yang hampir kepala tiga ini ia masih saja
berkelit morat-marit dengan satu urusan. Cinta. Iya, diusianya yang hampir tiga
puluh ini, Adriana masih mendambakan cinta pertamanya dari usia lima belas
tahun. Seorang lelaki keturunan bule bernama Baron.
Adriana
berusaha untuk membereskan masalahnya dengan Baron, termasuk perasaannya, namun
ia baru bisa bertemu Baron dua tahun setelah ia menetap di Jakarta. Mereka
sekarang sudah sama-sama dewasa, sama-sama sukses, dan sama-sama sudah
berpikiran matang. Tanpa disangka, Baron masih mendambakan cintanya meski ia
dikabarkan sudah bertunangan dengan primadona semasa SMP, Olivia. Ditengah
perasaan yang masih berbunga-bunga namun hancur karena Baron sudah menjadi
milik gadis lain, Adriana kembali dibingungkan dengan perasaan berbeda terhadap
teman dekatnya, Ervin yang memiliki paras seseksi dan setampan dewa Yunani.
Dan ya, Baron pun melamarnya,
namun Adriana bingung untuk menerimanya. Jika ia menerimanya, berarti dia telah
menyakiti hati temannya, Olivia. Ditengah perasaan yang berkeping itu, ia
melihat ketidak-sungguhan dalam mata Baron saat menyodorkan sebuah cincin
berlian padanya yang justru makin membuat hatinya luluh lantak dan hancur tak
bersisa. Baron melamarnya disaat genting karena dia merasa frustasi menjelang
pernikahannya dengan Olivia.
Sakit dan patah hati, frustasi
berhari-hari, membuat Adriana memutuskan untuk melakukan hal gila-gilaan begitu
dia diajak liburan Tahun Baru bersama Ervin. Hal yang belum pernah ia lakukan
selama hidupnya, dan hal yang sama sekali bukan dirinya. Dia memutuskan untuk
mencari kencan dengan sembarang lelaki, siapapun itu. Namun ternyata Ervin
sendiri yang menawarkan untuk menjadi teman kencan Adriana semasa mereka
berlibur.
Sebulan kemudian, Adriana
menyadari dirinya hamil. Anak siapa lagi kalau bukan anak Ervin? Tentu saja
kakak dan keluarganya kaget setengah mati, namun mereka hanya bisa
memakluminya. Bagaimanapun Adriana sudah dewasa dan hampir kepala tiga, dia
bisa menanggung resiko atas perbuatannya. Berkeyakinan dengan Ervin yang tidak
mencintainya, Adriana tutup mulut sama sekali sampai adik dan kakak Ervin
mengetahuinya dan memaksa Ervin yang sedang training di Ohio untuk kembali ke
Jakarta.
Adriana kalut, dia takut jika
nanti Ervin terang-terangan menolaknya dan anak yang dikandungnya. Untuk itu,
dia langsung minggat ke Kuala Lumpur untuk menghadiri pesta pernikahan
temannya. Ternyata, Ervin yang juga takut jika kehilangan Adriana pun menyusul
wanita itu ke Kuala Lumpur, meyakinkan wanita itu untuk menikah dengannya dan
perasaan cinta yang sebenarnya tersimpan untuknya…
No comments:
Post a Comment