Saturday, January 17, 2015

Miss Pesimis



Adriana Amandira adalah seorang gadis perawan lulusan sebuah universtas ternama di Washington, DC dengan IQ yang hampir jenius. Mendengarnya saja gadis ini pasti sudah familier dengan kata ‘sukses’. Ketika ia kembali ke tanah kelahirannya, Indonesia, dia memang diterima disebuah perusahaan besar Good Life dan menjadi Human Development Manager disana. Namun, diusianya yang hampir kepala tiga ini ia masih saja berkelit morat-marit dengan satu urusan. Cinta. Iya, diusianya yang hampir tiga puluh ini, Adriana masih mendambakan cinta pertamanya dari usia lima belas tahun. Seorang lelaki keturunan bule bernama Baron.
Adriana berusaha untuk membereskan masalahnya dengan Baron, termasuk perasaannya, namun ia baru bisa bertemu Baron dua tahun setelah ia menetap di Jakarta. Mereka sekarang sudah sama-sama dewasa, sama-sama sukses, dan sama-sama sudah berpikiran matang. Tanpa disangka, Baron masih mendambakan cintanya meski ia dikabarkan sudah bertunangan dengan primadona semasa SMP, Olivia. Ditengah perasaan yang masih berbunga-bunga namun hancur karena Baron sudah menjadi milik gadis lain, Adriana kembali dibingungkan dengan perasaan berbeda terhadap teman dekatnya, Ervin yang memiliki paras seseksi dan setampan dewa Yunani.
Dan ya, Baron pun melamarnya, namun Adriana bingung untuk menerimanya. Jika ia menerimanya, berarti dia telah menyakiti hati temannya, Olivia. Ditengah perasaan yang berkeping itu, ia melihat ketidak-sungguhan dalam mata Baron saat menyodorkan sebuah cincin berlian padanya yang justru makin membuat hatinya luluh lantak dan hancur tak bersisa. Baron melamarnya disaat genting karena dia merasa frustasi menjelang pernikahannya dengan Olivia.
Sakit dan patah hati, frustasi berhari-hari, membuat Adriana memutuskan untuk melakukan hal gila-gilaan begitu dia diajak liburan Tahun Baru bersama Ervin. Hal yang belum pernah ia lakukan selama hidupnya, dan hal yang sama sekali bukan dirinya. Dia memutuskan untuk mencari kencan dengan sembarang lelaki, siapapun itu. Namun ternyata Ervin sendiri yang menawarkan untuk menjadi teman kencan Adriana semasa mereka berlibur.
Sebulan kemudian, Adriana menyadari dirinya hamil. Anak siapa lagi kalau bukan anak Ervin? Tentu saja kakak dan keluarganya kaget setengah mati, namun mereka hanya bisa memakluminya. Bagaimanapun Adriana sudah dewasa dan hampir kepala tiga, dia bisa menanggung resiko atas perbuatannya. Berkeyakinan dengan Ervin yang tidak mencintainya, Adriana tutup mulut sama sekali sampai adik dan kakak Ervin mengetahuinya dan memaksa Ervin yang sedang training di Ohio untuk kembali ke Jakarta.
Adriana kalut, dia takut jika nanti Ervin terang-terangan menolaknya dan anak yang dikandungnya. Untuk itu, dia langsung minggat ke Kuala Lumpur untuk menghadiri pesta pernikahan temannya. Ternyata, Ervin yang juga takut jika kehilangan Adriana pun menyusul wanita itu ke Kuala Lumpur, meyakinkan wanita itu untuk menikah dengannya dan perasaan cinta yang sebenarnya tersimpan untuknya…


No comments:

Post a Comment